A. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi, ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur’an.
Al-Shafi’i berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu ditulis tanpa hamzah (Al-Quran,
bukan Al-Qur’an) dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus
dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Al-Farra’
berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an tidak pakai hamzah dan diambil dari kata qarain jamak dari qarinah yang artinya indikator atau petunjuk. Al-Ash’ari
berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an tidak pakai hamzah dan diambil dari kata qarana yang artinya menggabungkan.
Al-Hajjaj berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an itu berhamzah, berwazan fu’lan dan diambil dari kata al-qar’u yang artinya penghimpunan.
Al-Lihyani berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an itu berhamzah, bentuknya masdar dan diambil dari qara’a yang artinya membaca, hanya saja
lafal Al-Qur’an ini masdar bi ma’na isim
maf’ul sehingga artinya maqru’un
atau dibaca. Dr. Muhammad Subhi mengemukakan bahwa dari semua pendapat diatas
hanya pendapat Al-Lihyani yang dipandang paling kuat, maka dari itu diterima
oleh mayoritas ulama. Oleh karena itu Al-Qur’an juga menggunakan kata Qur’an
tanpa al yang artinya bacaan (masdar)
dan sinonim dengan lafal qira’ah.
Secara terminologi, Al-Qur’an itu mempunyai arti sebagai berikut. Prof.
Dr. Mahmud Shaltut mendefinisikan Al-Qur’an sebagai lafal Arab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada kita secara mutawatir. Dr. Muhammad Subhi
mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kalam yang mu’jiz (dapat melemahkan orang yang
menentangnya) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam
mushaf, yang disampaikan secara mutawatir
dan membacanya dianggap ibadah. Menurut Dr. Muhammad Sa’id Ramadan Al-Buti
Al-Qur’an merupakan Lafal Arab yang mu’jiz
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membacanya dianggap ibadah, dan
sampai kepada kita dengan cara mutawatir.
Sedangkan menurut Dr. Muhammad ‘Ali Al Sabuni Al-Qur’an merupakan firman Allah
yang mu’jiz, yang diturunkan kepada
Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril, yang ditulis dalam
mushaf, disampaikan kepada kita secara mutawatir, dan yang dimulai dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas.
B. Nama-nama Lain Al-Qur’an
Diantara nama-nama kitab suci umat
Islam yang terkenal adalah:
1.
Al-Qur’an, nama ini dapat dilihat antara lain
pada surah Al-Baqarah ayat 185
2.
Al-Furqan, nama ini dapat ditemukan antara lain
dalam surah Al-Furqan ayat 1
3.
Al-Kitab, nama ini dapat ditemukan antara lain
dalam surah Al-Nahl ayat 89
4.
Al-Dhikr, nama ini dapat ditemukan antara lain
dalam surah Al-Hijr
C. Sejarah Ringkas Al-Qur’an
Menurut Syaikh Al-Khuzari dalam
bukunya Tarikh Tashri’, masa turunnya Al-Qur’an dimulai 17 Ramadan tahun ke 41
dari kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga berakhir turunya ayat pada 9 Zulhijjah
tahun ke 63 dari usia Rasul. Jadi, penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan
memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 12 tahun 5 bulan 13 hari, sewaktu
Nabi masih tinggal di Mekah dan 9 tahun 9 bulan 9 hari sewaktu nabi hijrah di
Madinah. Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum hijrah disebut surat/ayat
makkiyah, surat dan ayat-ayatnya pendek-pendek dan gaya bahasanya singkat-padat.
Pada umumnya surat/ayat Makkiyah berupa ajakan/seruan untuk bertauhid dan juga
tentang pembinaan mental dan akhlak. Adapun wahyu Ilahi yang diturunkan sesudah
hijrah disebut surat/ayat Madaniyah, surat dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan
gaya bahasanya panjang lebar dan lebih jelas. Isis rah-surah/ayat-ayat
Madaniyah pada umumnya berupa norma-norma hukum untuk pembentkan dan pembinaan
suatu masyarakat.
Al-Qur’an mulai diturunkan kepada
Nabi Muhammad pada malam Qadar atau malam yang diberkahi, sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qadr :1 dan pada surat Al-Dukhan :3-4.
Malam ini menurut penjelasan pada surat Al-Baqarah: 185 terjadi pada salah satu
malam di bulan Ramadhan. Wahyu yang pertama diterima oleh Nabi ialah ayat 1-5
surat Al-’Alaq, pada waktu Nabi sedang berada di Gua Hira. Sedang wahyu yang
terakhir diterima Nabi adalah surat Al-Maidah: 3, pada waktu Nabi sedang wukuf
di Arafah melakukan Haji Wada’ pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun kesepuluh
Hijriah.
Hikmah diturunkan Al-Qur’an secara
berangsur-angsur antara lain:
1.
Untuk meneguhkan hati Nabi dalam melakukan tugas
sucinya, sekalipun ia menghadapi hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan yang
beraneka macam.
2.
Untuk memudahkan menyimak, mempelajari, memahami
dan menghafalkan Al-Qur’an bagi para sahabat.
Penulisan atau penghimpunan Al-Qur’an mengalami 3 periode: periode Nabi
Muhammad, periode Khalifah Abu Bakar dan periode Khalifah Usman. Al=Qur’an
selain dihafal dan dipahami isinya juga ditulis sewaktu Rasulullah masih hidup.
Jumlah sahabat yang telah menulis Al-Qur’an cukup banyak dan tidak kurang dari
43 orang. Namun yang paling sering bersama Rasulullah dan banyak menuliskan
ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah adalah Zaid ibn Tsabit.
Setelah Nabi wafat Khalifah Abu Bakar pada masanya atas usul Umar
memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar segera menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an
dalam satu mushaf Zaid menjalankan tugasnya berpegang pada dua hal yakni
ayat-ayat AlQur’an yang ditulis dihadapan Nabi yang disimpan di rumah Nabi
serta ayat-ayat yang dihafal oleh para sahabat.
Pada masa Khalifah Usman, terjadi perbedaan bacaan Al-Qur’an dikalangan
umat Isalam dan jika dibiarkan dapat mengganggu persatuan dan kesatuan umat
Islam. Karena itu, sahabat Hudhaifah menyarankan kepada Khalifah Usman agar
segera mengusahakan keseragaman bacaan Al-Qur’an dengan jalan menyeragamkan
penulisan Al-Qur’an. Kemudian Khalifah Usman membentuk panitia yang terdiri
atas Zaid binTsabit, Sa’id bin Al-‘As, ‘Abdullah bin Al-Zubair dan ‘Abd
Al-Rahman bin Harith yang bertugas menyalin suhuf Al-Qur’an yang disimpan oleh
Hafsah dan kemudian hasilnya diberi nama mushaf Usman.
lanjutannya: >>> Ilmu-Ilmu Al-Qur'an dan Sejarahnya <<<
Download file resume buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya disini
No comments:
Post a Comment
Please feels free to send us feedback. Thank You