* * * SELAMAT DATANG * * * SELAMAT MEMBACA * * *

Monday, 9 January 2017

Resume Buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya (4) : I'jaz Al-Qur'an



A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an dan Mu’jizat
            Secara etimologi, kata I’jaz adalah masdar dari kata kerja a’jaza yang berarti melemahkan. I’jaz al-Qur’an berarti melemahkannya al-Qur’an atau al-Qur’an melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Secara lengkap I’jaz al-Qur’an berarti Kitab al-Qur’an melemahkan kepada manusia untuk mendatangkan apa yang telah ditantangkan kepada mereka, yaitu membuat kitab seperti al-Qur’an ini.
            Secara etimologi, mu’jizat berasal dari kata I’jaz masdar dari a’jaza, maka pelakunya (yang melemahkan) disebut mu’jiz. Apabila kemampuan melemahkan pihak lain sangat kuat /menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka disebut mu’jizat. Secara terminologi, Islam mengartikan mu’jizat ialah suatu hal/peristiwa yang luar biasa yang terjadi melaluinseorang Nabi/Rasul Allah, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.

B. Tujuan I’jaz Al-Qur’an
            Dari pengertian i’jaz dan mu’jizat diatas, dapatlah diketahui tujuan I’jazi al-Qur’an diantaranya yaitu:
1.      Membuktikan bahwa Nabi Muhammad yang membawa mu’jizat al-Qur’an adalah benar-benar seorang Nabi dan Rasul Allah.
2.      Membuktikan bahwa al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah.
3.      Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia.
4.      Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya.




C. Macam-Macam Mu’jizat Al-Qur’an
            Mu’jizat al-Qur’an atau juga disebut I’jaz al-Qur’an ini terdapat berbagai macam segi kemu’jizatannya. Dr. Abd. Rozzaq Naufal menerangkan bahwa I’jaz al-Qur’an itu ada 4 macam, sebagai berikut:
1.      Al-I’jaz al-Balaghi, yaitu kemu’jizatan segi sastranya.
2.      Al-I’jaz al-Tasrir’i, yaitu kemu’jizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya.
3.      Al-I’jaz al-Ilmi, yaitu kemu’jizatan segi ilmu pengetahuan
4.      Al-I’jaz al-‘Adadi, yaitu kemu’jizatan segi kuantitas atau statistic.

D. Macam Mu’jizat Al-Qur’an Menurut M. Quraish Shihab
            Dalam bukunya Mu’jizat Al-Qur’an, M. Quraish Shihab menjelaskan kemu’jizatan Al-Qur’an dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:
1.      Aspek Kebahasaan
Sebelum seseorang terpesona dengan keunikan atau kemu’jizatan al-Qur’an, terlebih dahulu ia akan terpukau oleh beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimatnya. Beberapa hal tersebut antara lain menyangkut nada dan langgamnya, singkat dan padat, memuaskan para pemikir dorang kebanyakan, memuaskan akal dan jiwa, serta keindahan dan ketepatan maknanya. Dan juga keseimbangan redaksi al-Qur’an.
2.      Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Qur’an
Hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung al-Qur’an dikemukakan dalam redaksi yang singkat dan sarat makna, sekaligus tidak terlepas dari cirri umum redaksinya yakni memuaskan orang kebanyakan atau pemikir. Contoh-contoh ilmiah dalam al-Qur’an antara lain meliputi tentang reproduksi manusia, tentang kalender Syamsiyah dan Qamariyah, tentang cahaya matahari bersumber pada dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan, kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan nafas, perbedaan sidik jari manusia, dll.
3.      Pemberitaan Ghaib dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an mengungkap sekian banyak ragam hal ghaib. Al-Qur’an mengungkap kejadian masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya telah demikian lama dan mengungkap juga peristiwa masa datang atau masa kini yang belum diketahui manusia.

E. Standar Kemu’jizatan Al-Qur’an
            Yang dimaksud dengan standar kemu’jizatan al-Qur’an ialah kadar yang menjadi mu’jizat dari ktab al-Qur’an itu berapa? Apakah seluruhnya, atau sebagian saja. Kitab suci al-Qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan tantangan kepada orang-orang yang mengingkari al-Qur’an, yakni minta untuk ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti al-Qur’an itu. Mulai dari tantangan membuat kitab tandingan yang sama seperti seluruh isinya, membuat tandingan yang sama dengan 10 surat seperti al-Qur’an sampai tantangan untuk membuat tandingan satu surat yang setara dengan surat al-Qur’an. Karena sampai dalam tantangan yang minimal saja tidak ada yang mampu melawan maka dapat diartikan bahwa al-Qur’an itu walaupun hanya satu surat saja sudah mu’jiz (melemahkan).

F. Sejarah Ilmu I’jaz Al-Qur’an
            Menurut Dr. Subhi al-Salih dalam kitabnya Mabahis Fi ‘Ulum al-Qur’an bahwa orang yang pertama kali membicarakan I’jazi al-Qur’an adalah Imam Lahit (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzum al-Qur’an. Hal ini seperti diisyaratkan dlam kitabnya yang lain Al-Hayawan. Lalu disusul Muhammad bin Zaid al-Wasit (wafat 306 H) kemudian dilanjutkan Imam al-Rumani (wafat 384 H) dalam kitab al-I’jaz yang isinya mengupas segi-segi kemu’jizatan al-Qur’an. Lalu disusul oleh al-Qadi Abu Bakar al-Baqillani (wafat 403 H) dalam kitab I’jaz al-Qur’an yang isinya mengupas segi-segi sastra al-Qur’an, disamping kemu’jizatannya. Kemudian disusul Abd. Qohir al-Jurjani (wafat 471 H) dalam kitab Dala’il al-I’jaz dan Asrar al-Balaghah.













Download file resume buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya disini


No comments:

Post a Comment

Please feels free to send us feedback. Thank You