* * * SELAMAT DATANG * * * SELAMAT MEMBACA * * *

Friday, 6 January 2017

Amtsalil Qur’an


Al-Qur’an selain memiliki gaya bahasa dan sastra yang bernilai tinggi, juga menawarkan ungkapan dengan perumpamaan-perumpamaan (amtsal) yang sangat indah dan logis, sehingga perumpamaan yang mengandung ajaran itu bisa diterima masyarakat pada masa itu. Pada sisi lain, juga terdapat fenomena keragaman dialek yang berpengaruh pada kemampuan melafalkan bahasa Al-Qur’an. Dari sini membawa konsekuensi timbulnya berbagai macam bacaan (qiraat) dalam melafalkan Al-Qur’an. Pada perkembangan selanjutnya, melalui peranan para ulama lahirlah ilmu Amtsalil Qur’an dan Qiraat dalam Al-Qur’an.



A. Pengertian Amtsalil Qur’an
            Kata amtsal merupakan bentuk jamak dari kata matsala yang mempunyai beberapa arti antara lain perumpamaan, gambaran, seserupaan, sifat, keadaan dan kisah. Sedangkan menurut istilah amtsalil qur’an berarti perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Al-Qur’an mengenai sesuatu yang satu dengan sesuatu yang lainnya baik dengan menggunakan kalimat-kalimat metamorphosis (isti’arah) dengan cara antrofomorphism (tasybih), figurative (kinayah) dll.[1]

B. Rukun dan Ciri Amtsalil Qur’an
            Pada setiap amtsalil qur’an harus terkumpul empat unsur (rukun), yaitu:
1.      Harus ada yang diserupakan (al-musyabbah), yaitu sesuatu yang akan diceritakan.
2.      Harus ada asal cerita (al-musyabbah bih),yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan.
3.      Harus ada sisi persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan kedua hal yang disamakan.
4.      Adanya alat yang digunakan untuk menyerupakan (adatul tasybih), misalnya huruf kaf, kata matsal atau amtsal, ka’anna atau semua lafal yang menunjuk kepada makna penyerupaan.[2]
Contoh amtsalil qur’an yang memenuhi keempat rukun di atas ada pada Q.S. Al-‘Ankabut: 41
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Dari ayat di atas dapat diketahui sesuatu yang diserupakan yaitu kebatilan syirik (kerugian orang musyrik yang mencari tuhan selain Allah SWT), sesuatu asal cerita yaitu seperti laba-laba yang membuat rumah (sarangnya), sisi persamaannya yaitu sama-sama lemah (bahkan lebih lemah dari sesembahan yang mereka buat sendiri), alat yang digunakan untuk menyerupakan yaitu lafal ﻣﺜﻞ dan huruf  . Ciri-ciri amtsalil qur’an:
1.      Singkat dan padat.
2.      Makna dan sasarannya mengena kepada yang dimaksudkan.
3.      Cara penyampaian penyerupaan (pentasybihan) sangat baik.
4.      Makna figurative (kinayahnya) memikat.

C. Jenis dan Manfaat Amtsalil Qur’an
            Menurut As-Suyuti, Amtsalil Qur’an dibagi menjadi dua yaitu: Amtsalil Qur’an Al-Mushorihah (jelas) dan Amtsalil Qur’an Al-Kaminah (samar). Sedang Al-Qattan dan Dr. Muhammad Bakar Ismail membagi Amtsalil Qur’an menjadi tiga[3] yaitu:
1.      Amtsalil Qur’an yang jelas (ﺍﻠﻤﺼﺮﺣﺔ ﺍﻷﻣﺜﺎﻞ), yaitu amtsal yang didalamnya terdapat lafal مثل. (lafal yang menunjukkan kepada persamaan atau perumpamaan).
2.      Amtsalil Qur’an yang terselubung (ﺍﻠﻜﺎﻣﻨﺔ ﺍﻷﻣﺜﺎﻞ), yaitu perumpamaan yang didalamnya tidak terdapat lafal مثل tetapi artinya menunjukkan kepada arti perumpamaan yang indah, singkat dan padat, sehingga sangat mengena jika dinukilkan kepada yang menyerupainya.
3.      Amtsalil Mursalah (ﺍﻠﻤﺮﺳﻠﺔ ﺍﻷﻣﺜﺎﻞ), yaitu beberapa jumlah kalimat yang bebas tanpa lafal tasybih, dan juga beberapa ayat Al-Qur’an yang berlalu sebagai perumpamaan.
Beberapa manfaat dari adanya amtsalil qur’an antara lain:[4]
1.      Memperjelas pengertian yang abstrak dengan menggunakan bentuk yang kongkrit, akan mudah ditangkap oleh indera dan mendorong akal manusia untuk memahami ajaran Al-Qur’an.
2.      Mengumpulkan makna yang indah, menarik, dengan ungkapan yang singkat dan padat.
3.      Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Qur’an.
4.      Menghindarkan orang lain dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan dalam Al-Qur’an.

D. Amtsalil Qur’an Sebagai Pendidikan yang Qur’ani
1.      Amtsalil Qur’an sebagai sistem pendidikan Qur’ani memiliki interaksi yang luas sehingga mencakup sistem pendidikan dan sistem kehidupan secara umum.
2.      Setiap materi pendidikan yang disajikan Al-Qur’an melalui amtsal mampu menyentuh jiwa dan akal peserta didik sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai etis dan kesucian.
3.      Sebagi sistem pendidikan Qur’ani, amtsal tidak hanya mencakup ajaran dogmatis, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan.[5]


[1] Dra. Liliek Chana AW, M.Ag. & H. Syaiful Hidayat,Lc, M.Hl. Ulum Al-Qur’an dan Pembahasannya, Surabaya: Kopertais IV Press, 2014, h.362
[2] Prof. Dr. H. Abdul Djalal HA, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, 1988, h.313
[3] Prof. Dr. H. Abdul Djalal HA, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, 1988, h.314
[4] Manna’ Al-Qattan, Mabahit fi ‘Ulumil Qur’an, t.k., t.p., t.t., h.287
[5] Dra. Liliek Chana AW, M.Ag. & H. Syaiful Hidayat,Lc, M.Hl. Ulum Al-Qur’an dan Pembahasannya, Surabaya: Kopertais IV Press, 2014, h.382-383


Download file makalah lengkap disini
Download file presentasi disini



No comments:

Post a Comment

Please feels free to send us feedback. Thank You