* * * SELAMAT DATANG * * * SELAMAT MEMBACA * * *

Friday, 20 January 2017

Resume Buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya (13) : Tafsir dan Ta'wil Al-Qur'an



A. Tafsir dan Macamnya
            Secara etimologi tafsir berarti menerangkan dan menyatakan. Secara terminologi tafsir Al-Qur’an dapat diartikan dengan penjelasan-penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan menggunakan berbagai alat atau argumentasi (riwayat, hadis, asbabun nuzul, kata muradif dan lain-lain) yang dapat digunakan untuk memahami Al-Qur’an sebagai kitab Allah.
Tafsir sangat banyak sekali macamnya. Jika diperhatikan, macam-macam tafsir itu bisa ditinjau dari beberapa segi. Dari segi metode (manhaj) penafsirannya dapat dibedakan menjadi empat yaitu sumbernya, cara penjelasannya, sasaran atau sistematika pembahasannya dan penyajiannya. Dari metode sumbernya tafsir dapat dibedakan menjadi tiga:
1.      Bil Ma’tsur, tafsir Al-Qur’an yang datangnya dari Al-Qur’an itu sendiri yang berisi penjelasan, atau tafsir yang datangnya dari Rasulullah SAW, Sahabat atau Tabi’in yang menjelaskan kehendak Allah dari nash-nash yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2.      Bir Ra’yi, penafsiran yang didasarkan pada pemahaman mufassir itu sendiri, disamping berdasar pada ketentuan-ketentuan yang shahih, kaidah yang murni dan tepat.
3.      Bil Iqtirani, suatu tafsir yang pola penafsirannya intregatif artinya penggabungan tafsir bil ma’thur dengan tafsir bir ra’yi.
Dari metode cara penjelasannya, tafsir terbagi atas:
1.      Tafsir Ijmali, suatu tafsir yang penjelasannya sederhana.
2.      Tafsir Itnabi, tafsir yang penjelasan dan penguraiannya detail.
Dari metode  susunan dan sistematika pembahasannya, tafsir terbagi atas:
1.      Tafsir Tahlili, yaitu tafsir yang sistematika pembahasannya sesuai dengan urutan dalam Mushaf Usmani.
2.      Tafsir Nuzuli, yaitu tafsir yang sistematika pembahasannya sesuai kronologi turunnya.
3.      Tafsir Maudui, yaitu tafsir yang mufassirnya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat yang berbicara tentang suatu masalah tertentu serta mengarah pada satu pengertian dan tujuan berdasarkan kronologis dengan melihat asbabun nuzulnya.
Berdasarkan metode penyajiannya, tafsir terbagi atas:
1.      Tafsir Bayani, yaitu tafsir yang pola penyajiannya deskriptif.
2.      Tafsir Muqarin, yaitu tafsir yang pola penyajiannya dengan cara membandingkan ayat dengan ayat, yang tidak hanya sebatas pada analisis redaksional, tapi juga mencakup perbandingan kandungan makna.
Dari segi corak atau alirannya maka tafsir dapat dibedakan antara lain: Tafsir Lughawi, Tafsir Ahkam, Tafsir Adab Ijtimai, dan Tafsir I’tiqadi.

B. Ta’wil
            Secara bahasa ta’wil berarti penafsiran, sedang menurut istilah ta’wil adalah memaknai ayat bukan pada makna lahir dan hakikatnya, namun dengan makna batin dan majaznya, karena untuk menerangkan hakikat yang dikehendaki.

C. Terjemah dan Pembagiannya
            Secara bahasa terjemah berarti menyalin dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Secara istilah terjemah Al-Qur’an dapat diartikan dengan memindahkan Al-Qur’an kepada bahasa lain yang bukan bahasa Arab dan mencetak terjemah ini ke berbagai naskah agar dibaca orang yang tidak mengerti bahasa Arab sehingga dia dapat memahami kitab Allah dengan perantara terjemah ini.
            Dr. Rosihan Anwar membagi terjemah menjadi tiga yaitu:
1.      Terjemah Ma’nawiyah Tafsiriyah, yaitu menerangkan makna dan menjelaskannya.
2.      Terjemah Harfiyah bil Mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata dari bahasa asli dengan kata sinonimnya ke dalam bahasa baru.
3.      Terjemah Harfiyah bi Duni Mitsli, yaitu mengganti kata-kata bahasa asli kedalam bahasa lain dengan memperhatikan urutan makna dan sastranya.


D. Persamaan dan Perbedaan Tafsir, Ta’wil dan Terjemah Al-Qur’an
            Tafsir, ta’wil dan terjemah Al-Qur’an mempunyai kesamaan yaitu merupakan cara-cara memahami Al-Qur’an sebagai kalam Allah.
            Sedangkan perbedaan antara ketiganya antara lain sebagai berikut:
1.      Tafsir banyak digunakan untuk lafal dan kosa kata di dalam Al-Qur’an. Sedangkan ta’wil lebih banyak digunakan untuk makna dan kalimat.
2.      Tafsir untuk menjelaskan ayat-ayat muhkamat, ta’wil untuk ayat-ayat mutasyabihat.
3.      Tafsir menetapkan apa yang dikehendaki oleh ayatyang benar-benar dikehendaki Allah. Ta’wil menyeleksi salah satu makna yang mungkin diterima oleh ayat dengan meyakini bahwa itu yang dikehendaki Allah.
4.      Tafsir membutuhkan dalil yang membenarkan sedangkan ta’wil tidak.
5.      Tafsir dan ta’wil menjelaskan makna dari setiap kata dan kalimat Al-Qur’an, sedangkan terjemah hanya semata-mata mengalihkan bahasa.

E. Ilmu Tafsir Al-Qur’an
            Seorang mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an diperlukan materi-materi pokok yang harus dikuasai dan digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Secara lebih rinci ilmu-ilmu yang harus dimiliki mufassir adalah:
1.      Lughah Al-Arabiyah
2.      Gramatika Bahasa Arab
3.      Ilmu Ma’ani, Bayan, dan Badi’
4.      Dapat menentukan yang mubham, mujmal serta mengetahui asbabun nuzul
5.      Mengetahui ijmal, tabyin, ‘am, khas, itlaq, taqyid, ‘amr, nahi dan lainnya.
6.      Ilmu Kalam
7.      Ilmu Qira’at
Adapun langkah-langkah mufassir dalam menafsirkan ayat antara lain:
1.      Mencari ayat-ayat lain yang dapat memberi penjelasan dari ayat yang akan ditafsirkan.
2.      As-Sunnah atau hadis.
3.      Keterangan sahabat.
4.      Menerapkan kaidah-kaidah bahasa Arab dalam menafsirkan Al-Qur’an.

Download file resume buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya disini

Wednesday, 18 January 2017

Resume Buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya (12) : Qira'at dalam Al-Qur'an



A. Pengertian Qira’at
            Secara etimologis, lafal qira’at merupakan bentuk masdar dari qara’a yang artinya bacaan. Sedangkan secara terminologi qira’at berarti cara mengucapkan lafal-lafal Al-Qur’an sebagaimana yang diucapkan Nabi SAW, atau sebagaimana yang diucapkan oleh para Sahabat di hadapan Nabi, lalu Nabi mentaqrirkannya (membenarkannya).

B. Macam-macam Qira’at dalam Al-Qur’an
            Qira’ah ditinjau dari segi pembacanya (qurra’) ada tiga yaitu:
1.      Qira’ah Sab’ah, yang disandarkan pada Imam tujuh ahli qira’ah. Para Imam yang termasuk dalam Qira’ah Sab’ah adalah: Nafi’ bin Abdurrahman, Asim bin Abi Najud Al-Asadi, Hamzah bin Habib At-Taimi, Ibnu “amir Al-Yasubi, Abdullah Ibnu Katsir, Abu ‘Amr Ibnul ‘A’la, dan Abu ‘Ali Al-Kisa’i.
2.      Qira’ah ‘Asyrah, yang disandarkan kepada sepuluh Ahli Qira’ah, yaitu tujuh orang pada Qira’ah Sab’ah ditambah Abu Ja’far Yazid Ibnul Qa’qa’, Abu Muhammad Ya’qub bin Ishaq Al-Hazari, dan Abu Muhammad Khalaf bin Hisham Al-A’mash.
3.      Qira’ah Arba’a ‘Asyrata, yang disandarkan kepada empat belas Ahli Qira’ah, yaitu sepuluh orang pada Qira’ah ‘Asyrah ditambah Hasan Al-Bashri, Ibnu Muhaish, Yahya Ibnul Mubarak Al-Yazidi, dan Abul Faraj Ibnu Ahmad Al-Shambudi.
Qira’ah ditinjau dari segi perawi ada enam yaitu:
1.      Qira’ah Mutawatirah
2.      Qira’ah Masyhurah
3.      Qira’ah Ahad
4.      Qira’ah Shadh
5.      Qira’ah Mauzu’
6.      Qira’ah Mudraj
Qira’ah ditinjau dari segi nama jenis ada empat yaitu:
1.      Qira’ah
2.      Riwayat, nama bacaan yang hanya berasal dari salah seorang perawinya sendiri.
3.      Tariq, nama untuk bacaan yang sanadnya terdiri dari orang-orang yang sesudah perawinya sendiri.
4.      Wajah, nama untk bacaan yang berdasarkan pilihan pembacanya sendiri.

C. Syarat Diterimanya Qira’ah
1.      Harus sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Arab.
2.      Sanadnya harus shahih.
3.      Bacaannya harus sesuai dengan Mushaf Usmani.

D. Metode Penyampaian Qira’ah
1.      Mendengar langsung dari guru.
2.      Membacakan didepan guru.
3.      Melalui ijazah dari guru.
4.      Guru memberikan sebuah naskah asli atau salinan yang dikoreksinya.
5.      Guru Menuliskan sesuatu untuk diberikan kepada muridnya.
6.      Wasiat dari guru.
7.      Pemberitahuan tentang qira’ah tertentu.
8.      Hasil temuan.

E. Sebab Terjadinya Perbedaan Qira’at
            Para ulama berbeda pendapat mengenai penyebab perbedaan qira’at, mereka berpendapat perbedaan qira’at Al-Qur’an disebabkan antara lain oleh:
1.      Perbedaan qira’at Nabi Muhammad.
2.      Adanya taqrir atau pengakuan Nabi terhadap berbagai qira’at yang berlaku di kalangan kaum muslim waktu itu.
3.      Berbedanya qira’at yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi melalui perantaraan Malaikat Jibril.
4.      Adanya riwayat dari para Sahabat Nabi menyagkut berbagai versi qira’at yang ada.
5.      Adanya perbedan lahjat atau dialek kebahasaan di kalangan bangsa Arab.
6.      Merupakan hasil ijtihad para imam qira’at.

F. Faedah Adanya Macam-Macam Qira’ah yang Shahih
1.      Menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang terjaga kemurniannya meskipun metode membacanya mempunyai beragam cara.
2.      Memberi kemudahan kepada umat untuk membaca dan mempelajarinya sesuai metode yang mereka anggap mudah.
3.      Menunjukkan keagungan dan kemukjizatan Al-Qur’an.
4.      Menunjukkan adanya kemungkinan bacaan yang berlainan dalam satu lafadz/ kata, sehingga dapat dibaca dengan cara yang berbeda-beda.














Download file resume buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya disini




Tuesday, 17 January 2017

Resume Buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya (11) : Amtsalil Qur’an



A. Pengertian Amtsalil Qur’an
            Kata amtsal merupakan bentuk jamak dari kata matsala yang mempunyai beberapa arti antara lain perumpamaan, gambaran, seserupaan, sifat, keadaan dan kisah. Sedangkan menurut istilah amtsalil qur’an berarti perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Al-Qur’an mengenai sesuatu yang satu dengan sesuatu yang lainnya baik dengan menggunakan kalimat-kalimat metamorphosis (isti’arah) dengan cara antrofomorphism (tasybih), figurative (kinayah) dll.

B. Rukun dan Ciri Amtsalil Qur’an
            Pada setiap amtsalil qur’an harus terkumpul empat unsur (rukun), yaitu:
1.      Harus ada yang diserupakan (al-musyabbah).
2.      Harus ada asal cerita (al-musyabbah bih).
3.      Harus ada sisi persamaannya (wajhul musyabbah).
4.      Adanya alat yang digunakan untuk menyerupakan (adatul tasybih).
Ciri-ciri amtsalil qur’an:
1.      Singkat dan padat.
2.      Makna dan sasarannya mengena kepada yang dimaksudkan.
3.      Cara penyampaian penyerupaan (pentasybihan) sangat baik.
4.      Makna figurative (kinayahnya) memikat.

C. Jenis Amtsalil Qur’an
            Menurut As-Suyuti, Amtsalil Qur’an dibagi menjadi dua yaitu: Amtsalil Qur’an Al-Mushorihah (jelas) dan Amtsalil Qur’an Al-Kaminah (samar). Sedang Al-Qattan dan Dr. Muhammad Bakar Ismail membagi Amtsalil Qur’an menjadi tiga yaitu:
1.      Amtsalil Qur’an yang jelas, yaitu amtsal yang didalamnya terdapat lafal مثل. (lafal yang menunjukkan kepada persamaan atau perumpamaan).
2.      Amtsalil Qur’an yang terselubung, yaitu perumpamaan yang didalamnya tidak terdapat lafal مثل tetapi artinya menunjukkan kepada arti perumpamaan yang indah, singkat dan padat, sehingga sangat mengena jika dinukilkan kepada yang menyerupainya.
3.      Amtsalil Mursalah, yaitu beberapa jumlah kalimat yang bebas tanpa lafal tasybih, dan juga beberapa ayat Al-Qur’an yang berlalu sebagai perumpamaan.

D. Manfaat Amtsalil Qur’an
1.      Memperjelas pengertian yang abstrak dengan menggunakan bentuk yang kongkrit, akan mudah ditangkap oleh indera dan mendorong akal manusia untuk memahami ajaran Al-Qur’an.
2.      Mengumpulkan makna yang indah, menarik, dengan ungkapan yang singkat dan padat.
3.      Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Qur’an.
4.      Menghindarkan orang lain dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan dalam Al-Qur’an.

E. Amtsalil Qur’an Sebagai Pendidikan yang Qur’ani
1.      Amtsalil Qur’an sebagai sistem pendidikan Qur’ani memiliki interaksi yang luas sehingga mencakup sistem pendidikan dan sistem kehidupan secara umum.
2.      Setiap materi pendidikan yang disajikan Al-Qur’an melalui amtsal mampu menyentuh jiwa dan akal peserta didik sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai etis dan kesucian.
3.      Sebagi sistem pendidikan Qur’ani, amtsal tidak hanya mencakup ajaran dogmatis, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan.















Download file resume buku Ulumul Qur'an dan Pembelajarannya disini